Rintihan kalbu
By : Hikmawati Widya Putri
Ketika air mata itu akan jatuh
Kristal itu mengalir
bagai sungai
Terinjak bagai ampas
Bagai debu yang tertiup semilir angin
Bahkan intan mengkilap pun akan ternoda
Guratan kelelahan itu muncul
Walau hanya setitik
Kala percikan itu datang
Seberkas cahaya pun tak berdaya
Menggoreskan luka terdalam
Seperti sayatan yang
telah mengering
Saat itulah yang diharapkan akan menghilang
Kepercayaan yang telah ada
Lambat laun akan sirna dimakan usia
Hati ini boleh teriak
Jiwa seakan memanggil
Kegundahan seolah mengusik ketenangan
Hanya lelehan liquid yang keluar
Liquid itu perusak segala kebahagiaan
Seolah menertawakan kepiluan hati
Seakan membakar semua memori
Memori – memori indah memang yang pernah terlewati
Lekungan yang terpancar dari garis wajah
Seperti kehilangan jati diri
Bagai lukisan mahal tanpa goresan
Layaknya dinding kokoh yang terangkai sempurna
Namun di dalamnya tetap rapuh
Senyum itu kiasan
Kiasan – kiasan dari kebohongan yang tersirat
Tersirat di dalam kepedihan hati yang sesungguhnya
Tiada yang tahu hati seseorang
Bila hanya di lihat dari senyum yang terukir dari luarnya
saja